Warna Warni PILKADES

Ruang Opini12 Dilihat

Demokrasi adalah metode untuk menyamaratakan hak dan kewajiban bagi seluruh warga negara. Indonesia adalah salah satu negara yang menerapkan sistem demokrasi. Kita sering kali mengenalnya dengan sebuah kalimat “ Dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat”. Hal inilah yang menyebabkan setiap warga negara memiliki kesempatan dan hak yang sama. Tidak ada perbedaan satu sama lain, baik dari suku, ras, agama dan yang lainnya.

Di tahun 2021 tepatnya pada bulan Agustus akan dilaksanakan pemilihan kepala desa yang biasa kita singkat dengan pilkades. Saat ini ramai dibicarakan oleh warga, khususnya daerah Cibaliung tentang pilkades ini. Karena ditahun ini ada lumayan banyak yang mecalonkan diri menjadi kepala desa.

Salah satu hal yang meramaikan pilkades ini adalah warna bendera kebanggaan dari setiap calon itu sendiri. Ada yang warna merah, hijau, kuning dan lain – lain. Kemudian warna ini mereka modifikasi menjadi bahan kampanye agar dikenal/diketahui oleh seluruh warga.

Mereka memodifikasinya menjadi bendera, pamflet dll. Lalu dipasangkan di tempat- tempat ramai yang dilewati oleh warga, seperti dipinggir jalan kemudian ditempel ditembok-tembok dan ada juga yang membuat spanduk besar dengan memasukan pasang wajah calon didalamnya serta dengan warna kebanggaanya itu sendiri.

Terkadang saya merasa menggelitik dengan pilkades kali ini, banyak sekali yang antusias didalamnya seperti tim sukses yang mati-matian membela jagoannya untuk menang. padahal apa yang akan meraka dapatkan setelah jagoanya menang nanti? Apakah akan ada jaminan didalamnya? Ahh sudahlah saya juga belum tau akan seperti apa kedepannya nanti. Yang pasti nanti pengisi jabatan-jabatan penting di desa tak akan jauh dari tim sukses itu sendiri. Hmmm

Banyak sekali persoalan saat ini gegara pilkades. Salah satunya persaingan dari antar calon itu sendiri yang saling meyakinkan warga untuk memilih dirinya. Akan tetapi karena hal inilah banyak sekali perselisihan dari setiap warga yang kemudian menjadi saling senggol- menyenggol untuk mendukung calon yang mereka jagokan tadi.

Harapan dari saya, semoga nanti yang terpilih menjadi kepala desa dapat amanah, jujur dan selalu mementingkan rakyatnya. Jangan mementingkan perut sendiri, nanti perutnya membludak besar hehehe.

Pesan dari saya, jangan berlebihan untuk mendukung setiap calon, karena yang berlebihan itu kurang baik. Jangan sampai adanya perpecahan karena adanya pilkades ini. Pilkades hanya sementara saja, dan masa jabatan menjadi kepala desa juga tidak lama. Yang paling lama itu menjalin tali persaudaraan agar desa tetap harmonis ☺

 

Penulis : Moh. Sopyan / Mahasiswa Untirta