Oleh: Fajar Saris Hendarsah
Mahasiswa Hubungan Internasional
Di bulan suci Ramadhan ini umat Islam di Palestina di hadapkan dengan sebuah kegelisahan, bagaimana tidak umat Islam di Palestina di hadapkan dengan kebringasan dari tentara Israel. Setidaknya 20 warga Palestina terbunuh dalam serangan terbaru Israel terhadap Jalur Gaza pada Senin (10/5). Menurut keterangan Kementerian Kesehatan di Gaza seperti dilansir Aljazirah, korban yang meninggal termasuk anak kecil.
Tentunya kejadian seperti ini bukan hanya terjadi akhir-akhir ini saja tetapi konflik Israel dan Palestina sudah terjadi sejak akhir Perang Dunia Kedua, perjuangan sengit antara Israel dan palestina tentunya menjadi salah satu konflik paling tragis dan tak terselaikan di dunia ini Tentunya hal ini menjadi pilu bagi bangsa palestina sendiri mereka terus di persekusi dan di ancam mereka kehilangan tempat tinggal mereka satu demi satu.
Namun kenapa Umat Islam hari ini tidak bisa memberikan perlawanan bahkan negara-negara muslim hanya bisa bertindak dengan kecaman saja tanpa bisa berbuat lebih dari itu. Tulisan ini akan memberikan sebuah gambaran kenapa umat Islam hari ini seolah –olah tidak berdaya dan tidak bisa melakukan apapun, sebenernya apa yang sedang terjadi pada umat ini.
Sebenernya permasalahan umat Islam hari ini terlalu komplek dan rumit. Bukan hanya permasalahan eksternal saja tetapi permasalahan itu juga dalam tubuh umat Islam sendiri. Jika kita melihat permasalahan Palestina hari ini bukan hanya datang dari negara musuh saja seperti Israel dan Amerika. Tetapi permasalahan itu datang dalam internal Palestina sendiri seperti kurang harmonisnya pemerintahan presiden Mahmoud Abbas dengan Hamas sendiri, ditambah akhir-akhir ini beberapa negara Arab lainnya telah melakukan normalisasi dengan negara Israel. Hmzzzz semakin bingung yah cara nyelesainya pantesan aja nih umat Islam yang ada di Palestina terus menderita.
Sebenernya jika kita mengacu pada Hukum Internasional sendiri Palestina sudah seharusnya di akui sebagai negara berdaulat oleh PBB, karena negara ini sudah memiliki penduduk, wilayah tetap, pemerintahan dan pengakuan dari negara lain. Apalagi negara ini sebenernya sudah di akui oleh 130 negara berdaulat hmzzzz banyak juga yah, tapi selain ada yang dukung negara ini juga ada yang menolak loh salah satunya ya Amerika, Inggris dan si Penjajah yang aneh ini yaitu siapa lagi kalau bukan si Israel bangsat. Nah sudah pantas kan disebut negara tapi kok PBB sendiri tidak mau mengakui Palestina sebagai negara ada apa gerangan si kawand? Sebenernya tidak ada alasan yang pasti sih kenapa Palestina belum di sahkan saja, Jadi gini wankawand Informasi ini saya ambil dari dosen Pengantar Ilmu Politik ketika saya berdiskusi perihal Palestina dan bertanya kenapa Palestina belum di akui sebagai negara yang sah beliau menjawab negara Palestina memiliki pemerintahan yang terus berkonflik antara presiden Mahmoud Abbas dan Hamas. Tentunya jika kita mengacu pada apa yang di sebut negara berdaulat tidak sah negara ini disebut negara berdaulat karena memiliki dualisme pemerintahan dalam satu negara. Tuhkan masalahnya Internal juga kan kan ihh gimana atuh inimah kalau udah kek gini, selow kita cari solusinya bareng-bareng yuukkk.
Selain itu permasalahan yang membuat negara Palestina hari ini dilemma adalah mesranya negara-negara Arab dengan Israel, negara-negara Arab seperti Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, Sudan, dan Maroko. Keempat negara yang berdamai dengan Israel itu menandakan pengakuan resmi terhadap kedaulatan negara Yahudi bangsat. Tentunya langkah yang diambil oleh keempat negara muslim tersebut menjadi pukulan telak bagi bangsa Palestina yang sudah memimpikan kemerdekaanya, yah negara Arab yang normalisasi dengan Israel itu tentunya bukan tanpa alasan jika kita tahu hari-hari ini negara Arab terus berkonflik yah pada akhirnya negara Arab yang saling berperang ini menyari perlindungan ke negara besar Amerika dan membuka hubungan dengan Israel. kesepakatan itu tentunya sebuah pengkhianatan terhadap perjuangan palestina dan rakyatnya. Makanya hari ini Israel makin berani untuk menyerang palestina wong mereka merasa sudah didukung oleh beberapa negara muslim lainnya yahh makin pede aja nih orang. Tentunya saya teringkat akan perkataan perdana Menteri Israel Golda Meir setelah membakar Masjid Al-Aqsa dia mengatakan” ketika kami membakar Masjid Al-Aqsa, sepanjang malam aku tidak dapat tidur. Aku takut bangsa Arab berbondong-bondong memasuki Israel dari segala penjuru. Tapi ketika esok hari tiba, aku baru tahu bahwa kami bisa berbuat apa pun yang kami inginkan karena sebenernya kami sedang berhadapan dengan UMAY YANG TIDUR”. HMZZZZZZZ bener juga yah perkataan si Golda!! Woy umat bangun dong woyyy jangan tidur waeee ayo ayo bangkit mau sampai kek gini terus cape tau ih capee ngerti ga sih.
Tuhkan permasalahan yang paling utama itu sebenernya di tubuh umat Islam sendiri , coba kalau kita kompak Israel aja mah kecil banget untuk kita lawan dengan syarat yah kita harus kompak dong, tapi yah gtuh Israel ini sebenernya makin pede juga karena bantuan Amerika. Normalisasi negara-negara arab juga di komandoi oleh Amerika sendiri, apalagi ketika Israel di nyatakan bersalah oleh hukum internasional Amerika selalu memveto keputusan itu bahkan sudah 43 kali Amerika memveto keputusan pengadilan internasional untuk Israel.
Sebenernya kalau negara-negara Islam mau bersatu mereka bisa saja menyelesaikan konflik yang sedang terjadi akhir-akhir ini, dengan membawa kasus kejahatan yang telah di lakukan oleh Israel ke pengadilan Internasional, apalagi kali ini Israel telah dinyatakan telah melakukan kejahatan apartheid dan kejahatan penganiayaan oleh Human Rights Watch. Apasih kejahatan apartheid itu jadi gini wankawan kalau menurut Konvensi Internasional apartheid adalah tindakan tidak manusiawi yang dilakukan demi membangun dan melanggengkan dominasi oleh satu kelompok rasial terhadap kelompok rasial lainnya secara sistematis bersifat menindas. Nah salah satu motif Israel ini yang melakukan penyitaan tanah milik palestina untuk pemukiman yahudi merupakan contoh kebijakan apartheid dan kasus kekerasan yang sudah di lakukan oleh Israel, sebenernya sudah cukup untuk membawa kasus ini ke pengadilan internasional. Tapi masalahnya Palestina mampu ga bos? Gabakalan mampu bos apalagi sekarang Palestina sudah kehilangan negara-negara Arab di tambah Israel ini punya kawand Amerika. Yahh begitu walaupun Palestina melaporkan kasus ini pasti polanya udah ketahuan bakalan di abaikan walaupun di terima dan Israel dinyatakan bersalah lagi yah pasti Amerika turun tangan lagi. Emang bangsat nih Amerika ini ada ga sih negara yang mampu mengalahkan dominasi Amerika ini, udah kesel nih adohhh. Ada sih China yah gtuh China ga bisa membawa perlindungan terhadap Umat Islam, jangankan terhadap umat Islam yang ada di dunia sama warga nya sendiri China melakukan kejahatan dengan membunuh masyarakat Uyghur dengan berdalih menyelamatkan dari ide radikalisme, gaya lama emang. Jadi gtuh wankawan kita tidak bisa berharap sama negara-negara adidaya untuk menyelamatkan umat manusia apalagi umat Islam.
Solusi apa yang harus kita bangun hari ini supaya Islam tidak menjadi bulan-bulanan negara-negara kuat beserta sekutu-sekutunya, jadi gini sebenernya bukan sistem mana sekarang yang paling baik untuk diterapkan bukan pula sosok pemimpin seperti apa yang diharapkan oleh umat ini. Tapi coba kita berkaca pada masa lalu Islam pernah menjadi mercusuar sebuah peradaban bukan karena pemimpin nya Umar Bin Khattab, Utsman atau bukan pula karena pemimpinya Muhammad Al-Fatih. Itu hanyalah bonus saja ketika kita mendapatkan pemimpin yang baik. Tapi Islam pernah menjadi sebuah mercusuar adalah karena sifat masyarakat yang sudah siap mengemban amanah peradaban itu, masyarakat yang sudah mapan, masyarakat yang penuh akan keilmuan, masyarakat yang sudah taat akan perintah Rabbnya. Sehingga terciptalah pemimpin-pemimpin yang diharapkan oleh umat ini. Masalah yang harus diselesaikan adalah bagaimana membentuk pola pikir umat Islam. Karena sebenernya permasalahan umat hari ini bukan terkait Ekonomi, Politik, Sosial maupun Budaya.
Permasalahan umat hari ini adalah tantangan pemikiranlah yang sekarang ini sedang dikembangkan oleh musuh2 Islam. Sebab persoalan ekonomi, politik, sosial dan budaya ternyata bersumber dari Pemikiran. Diantara tantangan Pemikiran yang paling serius hari ini adalah Pemikiran keagamaan. Tantangan yang sudah lama kita sadari adalah tantangan internal yang berupa kejumudan, fanatisme, taklid, bid’ah, khurafat dan sebagainya. Sedangkan eksternal yang sedang kita hadapi saat ini adalah paham liberalisme, sekularisme, relativisme, pluralisme agama dan lain sebagainya. Ini semua disebabkan oleh melemahnya daya tahan umat Islam dalam menghadapi gelombang globalisasi dengan segala bawaanya. Bahkan jika berkaca pada ayat yang berbunyi wa kadzaalika ja’alnakum ummatan wasatha..(Dan kami jadikan kalian umat pertengahan.”(QS 2:143). umat Islam sangat memiliki konsep teologis yang kuat.
Tentunya makna ini bukan hanya mendudukan umat Islam dalam makna biasa-biasa saja, melainkan kita harus menjadi umat yang unggul. Konsep berpikir umat Islam harus dibangun dengan matang tentunya kita harus mulai dari pendidikan yang berbasis keislaman dengan mengedepankan Iman, Ilmu dan Adab yang berkolelasi dengan Sains. Kita jangan berkaca jauh dulu pendidikan seperti apa yang pantas untuk diterapkan di seluruh dunia coba kita berusaha terapkan pendidikan yang berbasis akan keislaman yang mendepankan adab dan berkorelasi dengan sains di Indonesia terlebih dahulu. Perlu kita ingat pendidikan bukan hanya sekedar bisnis tetapi pendidikan adalah suatu misi. Perlu kita ingat generasi terhebat yang pernah dimiliki oleh umat Islam ada di muka bumi ini.” Pertama, generasi para sahabat nabi yang mengalahkan Romawi dalam perang Yarmuk. Kedua, generasi Sholahuddin Al-Ayubi yang spektakuler. Dan ketiga adalah generasi Muhammad Al-Fatih yang merupakan pemimpin suatu generasi emas. Tentunya kegemilangan itu bukan karena lahirnya pemimpin seperti Sholahudin Al-Ayubi atau Muhammad Al-Fatih tapi Islam pernah Berjaya karena akan keilmuan yang berbasis akan keislaman yang terus berkolelasi dengan Sains. Karena generasi-generasi seperti mereka adalah yang mendapatan pendidikan Adab secara paripurna. Pendidikan kita sudah selayaknya memiliki misi membentuk generasi-generasi seperti ketiga generasi pendahulu tersebut. Dunia Islam harus memiliki pendidikan konstitusional yang adil dan beradab. Harus kita ingat konsep pendidikan Islam dapat diimplementasikan dalam berbagai zaman.
Harus kita sadari kenapa umat Islam hari ini sangat lemah karena kita kehilangan pijakan dan pondasi kita, umat hari ini lemah dalam segala hal karena umat sendiri meninggalkan apa yang seharunya kita jalankan, bagaimana umat ini meninggalkan akan basis keilmuanya, di tambah pendidikan yang tidak punya arah yang tidak mengedapkan adab dalam pendidikan kali ini. Jika dulu umat sangat mencintai sains tapi kali ini umat sangat lemah dalam sains. Perlu kita ingat sebuah peradaban maju karena masyarakat yang sudah berilmu dan bermoral. Kalau barat bisa maju akan keilmuan tapi mereka sangat lemah akan ruhani diri mereka, buktinnya mereka berilmu tapi menciptakan bom untuk membunuh umat manusia, untuk menghancurkan umat Islam artinya ada yang salah dalam pendidikan sistem barat ini, memang mereka maju secara sains tapi mereka lemah secara adab. Tapi Islam sendiri harus balance dalam segala hal apapun bukan hanya mengedepankan sains tetapi Adab adalah inti kita untuk menjadi manusia yang bermoral. Kalau saja kita sudah menerapkan dasar itu maka Islam akan tangguh kembali dan memiliki sebuah peradaban yang gemilang lagi maka musuh-musuh Islam tidak akan berani menganggu seperti sekarang. Jika kita tidak mau mengubah ini maka musuh-musuh Islam akan terus menganggu umat ini. Seperti yang di katakan Hutington dalam bukunya Who Are WE jika dulu musuh kami adalah komunis militan, sekarang musuh kami adalah Muslim militan. Artinya mereka tidak akan pernah tinggal untuk menganggu umat ini, maka daripada itu ayo kita bangkit dan bangun mulai kembali dari konsep dasar supaya kita bisa menyelesaikan konflik umat Islam yang ada dimanapun dengan kegemilangan umat ini.